Review Film: Dead Reckoning Rising Film aksi pembuka tahun 2025 ini langsung meledak tanpa basa-basi. Tom Cruise kembali sebagai Ethan Hunt dalam chapter terakhir (katanya) seri Mission: Impossible. Kali ini ancaman datang dari AI jahat bernama “The Entity” yang sudah menguasai hampir semua sistem pertahanan dunia. Dibuka dengan adegan kapal selam Rusia tenggelam di Laut Bering, film ini langsung menetapkan taruhan tertinggi: kalau Ethan gagal, perang nuklir global tak terhindarkan.
Plot dan Pengejaran yang Tak Pernah Turun Tempo
Dead Reckoning Rising punya durasi 163 menit, tapi terasa seperti 90 menit saja. Setelah prolog kapal selam, kita langsung dilempar ke Roma, Abu Dhabi, hingga puncaknya di kereta Orient Express yang meluncur tanpa kendali di pegunungan Alpen. Adegan motor off-road di tebing Norwegia dan lompatan BASE jump dari tebing tetap jadi yang paling gila yang pernah Cruise lakukan—tanpa CGI berlebihan. Skrip karya Christopher McQuarrie pintar menyambung semua benang merah dari film-film sebelumnya, termasuk kembalinya karakter lama seperti Kittridge (Henry Czerny) dan Ilsa Faust (Rebecca Ferguson) dengan cara yang tidak terduga.
Kekuatan Karakter dan Penampilan Pendukung
Hayley Atwell sebagai pencuri ulung Grace langsung mencuri perhatian—dia bukan sekadar “gadis baru”, tapi memiliki arc lengkap dari penutup mata hingga pahlawan. Chemistrynya dengan Cruise terasa segar dan lucu tanpa dipaksakan. Pom Klementieff sebagai pembunuh bayaran Paris juga mencuri adegan setiap kali muncul, dengan gaya bertarung brutal yang mirip Gogo Yubari di Kill Bill. Esai Morales sebagai Gabriel, musuh utama, memang tidak seikonik Philip Seymour Hoffman dulu, tapi tetap memberikan ancaman fisik yang nyata. (berita basket)
Visual dan Aksi Praktis yang Memukau
Semua stunt tetap nyata: kejar-kejaran mobil Fiat 500 kuning di tangga Spanyol Roma, pertarungan pisau di gang sempit Venezia, sampai klimaks kereta yang benar-benar digantung di jembatan sungguhan. Sinematografi Fraser Taggart dan editing Eddie Hamilton membuat setiap aksi terasa jelas, cepat, tapi tetap bisa diikuti—tidak ada shaky cam yang mengacaukannya. Skor Lorne Balfe juga naik level, terutama saat motif klasik Mission: Impossible dimainkan dengan orchestra penuh di adegan terakhir.
Kelemahan yang Masih Ada
Dialog penjelasan tentang AI kadang terlalu panjang dan teknis, membuat beberapa penonton mungkin menguap di tengah film. Beberapa twist juga terasa sedikit dipaksakan demi men-setup sekuel (yang kini berganti judul jadi Mission: Impossible – The Final Reckoning). Tapi semua itu mudah dimaafkan saat Cruise melompat dari motor ke jurang untuk kesekian kalinya.
Kesimpulan Review Film: Dead Reckoning Rising
Dead Reckoning Rising adalah paket lengkap aksi modern: stunt gila, emosi yang terjaga, humor tepat sasaran, dan taruhan yang terasa nyata. Ini bukan hanya salah satu film aksi terbaik 2025, tapi juga salah satu penutup trilogi terbaik yang pernah dibuat Hollywood dalam 20 tahun terakhir. Kalau Anda suka Mission: Impossible sebelumnya, film ini wajib ditonton di bioskop dengan layar dan suara terbesar. Dan kalau ini benar-benar misi terakhir Ethan Hunt, dia pergi dengan cara paling spektakuler yang bisa dibayangkan.
review film lainnya …..