Review Film Ancika: Dia yang Bersamaku 1995

review-film-ancika-dia-yang-bersamaku-1995

Review Film Ancika: Dia yang Bersamaku 1995. Film Ancika: Dia yang Bersamaku 1995 menjadi sorotan di kalangan penggemar sinema Indonesia sejak dirilis pada 11 Januari 2024. Sebagai spin-off dari trilogi Dilan yang fenomenal, film ini membawa angin segar dengan kisah cinta baru yang berlatar Bandung era 1990-an. Disutradarai oleh Benni Setiawan dan diadaptasi dari novel karya Pidi Baiq, Ancika menghadirkan dinamika romansa remaja yang penuh nostalgia dan emosi. Dengan Arbani Yasiz sebagai Dilan dan Zee JKT48 sebagai Ancika, film ini berhasil mencuri hati penonton, terutama mereka yang menyukai drama romansa. Artikel ini akan mengulas ringkasan film, alasan mengapa layak ditonton, serta sisi positif dan negatifnya yang membuatnya relevan hingga September 2025. BERITA VOLI

Ringkasan Singkat Mengenai Film Ini
Ancika: Dia yang Bersamaku 1995 mengisahkan babak baru dalam kehidupan Dilan setelah putus dari Milea. Berlatar tahun 1995, Dilan, kini seorang mahasiswa dan mantan ketua geng motor, bertemu dengan Ancika Mehrunisa Rabu, seorang siswi SMA yang cerdas, mandiri, dan tegas. Pertemuan mereka terjadi secara tidak sengaja di rumah paman Ancika, yang juga sahabat Dilan. Berbeda dengan Milea, Ancika memiliki prinsip kuat menolak pacaran dan membenci geng motor, membuat Dilan harus berusaha keras untuk memenangkan hatinya.
Cerita berfokus pada dinamika hubungan mereka, yang penuh dengan momen lucu, romantis, dan ketegangan emosional. Ancika, dengan karakternya yang galak namun menawan, menjadi tantangan baru bagi Dilan, yang kini lebih dewasa namun tetap mempertahankan gaya gombalnya yang khas. Film ini juga menyinggung perubahan sosial di Bandung menjelang akhir Orde Baru, memberikan latar yang kaya akan nostalgia.

Kenapa Film Ini Layak Untuk Ditonton
Ancika layak ditonton karena berhasil menghadirkan romansa remaja yang segar namun tetap setia pada semangat trilogi Dilan. Ceritanya menawarkan perspektif baru melalui karakter Ancika, yang kuat dan independen, memberikan dinamika berbeda dari kisah Dilan-Milea. Nuansa nostalgia tahun 1990-an, mulai dari fashion hingga dialog beraksen Sunda, menciptakan pengalaman menonton yang hangat dan autentik. Musik latar yang mendukung suasana era tersebut juga menambah daya tarik, membuat penonton seolah terbawa ke masa lalu.
Selain itu, chemistry antara Arbani Yasiz dan Zee JKT48 menjadi salah satu kekuatan utama film ini. Gombalan Dilan yang kocak namun lebih matang, dipadu dengan respons tajam Ancika, menciptakan momen-momen yang bikin penonton tersenyum atau bahkan baper. Film ini juga cocok untuk berbagai kalangan, dari penggemar trilogi Dilan hingga penonton baru yang ingin menikmati drama romansa ringan dengan sentuhan budaya lokal. Ketersediaannya di platform streaming seperti Netflix per September 2025 juga membuatnya mudah diakses.

Apa Sisi Positif dan Negatif dari Film Ini
Sisi positif Ancika terletak pada naskah yang lebih matang dibandingkan trilogi Dilan. Alur ceritanya mengalir mulus, dengan logika yang lebih kuat dan tanpa pemaksaan plot, menjadikan kisahnya terasa natural. Penggunaan aksen dan bahasa Sunda sebagai pembeda memberikan warna lokal yang kuat, sementara akting Zee JKT48 sebagai Ancika berhasil menghidupkan karakter yang tegas namun menawan. Arbani Yasiz juga mampu membawa Dilan yang lebih dewasa tanpa kehilangan pesona karakter aslinya. Sinematografi yang menangkap keindahan Bandung era 1990-an, ditambah musik yang nostalgic, menambah nilai estetika film ini.
Namun, ada beberapa kekurangan. Beberapa penonton merasa akting Zee terkadang terasa kaku, seolah terbebani oleh ekspektasi besar untuk menggantikan karakter Milea. Beberapa subplot, seperti rivalitas romansa Dilan dengan karakter lain, terasa kurang tergali, membuat cerita kadang kehilangan kedalaman. Selain itu, bagi mereka yang bukan penggemar trilogi Dilan, gombalan khas Dilan mungkin terasa berlebihan atau repetitif. Meski begitu, kekurangan ini tidak mengurangi pesona film secara keseluruhan.

Kesimpulan: Review Film Ancika: Dia yang Bersamaku 1995
Ancika: Dia yang Bersamaku 1995 adalah film yang berhasil menyegarkan warisan trilogi Dilan dengan cerita cinta yang baru dan karakter yang kuat. Dengan alur yang lebih rapi, chemistry yang memikat, dan nuansa nostalgia yang kental, film ini layak ditonton oleh pecinta romansa dan penggemar budaya pop Indonesia. Meskipun ada kekurangan seperti akting yang belum konsisten dan subplot yang kurang dalam, kekuatan film ini terletak pada keaslian emosi dan penggambaran era 1990-an yang memikat. Ancika bukan hanya sekuel, tetapi juga bukti bahwa kisah Dilan masih bisa memikat hati penonton di tahun 2025, baik di bioskop maupun di layar streaming.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *