Review Film Train to Busan. Dirilis pada 2016, Train to Busan tetap menjadi salah satu film zombie paling ikonik hingga 2025, terus memikat penonton dengan kisah mendebarkan dan emosional. Disutradarai oleh Yeon Sang-ho, film Korea Selatan ini mengisahkan perjuangan seorang ayah, Seok-woo, dan putrinya, Soo-an, untuk bertahan hidup di tengah wabah zombie dalam perjalanan kereta dari Seoul ke Busan. Dengan aksi menegangkan dan drama keluarga yang menyentuh, film ini kembali viral di media sosial setelah ditayangkan ulang di platform streaming pada Juli 2025. Apa makna di balik film ini, dan bagaimana tanggapan penonton? BERITA LAINNYA
Makna atau Arti Dari Film Ini
Train to Busan bukan sekadar film zombie biasa; ia menawarkan kritik sosial yang mendalam. Film ini menggambarkan sifat manusia di bawah tekanan ekstrem, menyoroti tema pengorbanan, egoisme, dan solidaritas. Seok-woo, yang awalnya digambarkan sebagai pekerja egois, bertransformasi menjadi sosok yang rela berkorban demi putrinya dan orang lain. Kereta sebagai latar utama melambangkan masyarakat yang terperangkap dalam krisis, di mana setiap keputusan menentukan hidup atau mati. Film ini juga mengkritik ketidakpedulian korporat dan pemerintah dalam menangani krisis, mencerminkan realitas sosial seperti pandemi atau bencana. Pesan utamanya adalah pentingnya kemanusiaan dan kerja sama di tengah kekacauan.
Komentar Netizen Tentang Film Ini
Di media sosial, Train to Busan mendapat pujian luas dari netizen Indonesia dan global pada 2025. Banyak yang menyebutnya sebagai film zombie terbaik karena perpaduan aksi, emosi, dan akting memukau dari Gong Yoo, Ma Dong-seok, dan Kim Su-an. Pengguna X memuji adegan kereta yang intens dan momen mengharukan seperti pengorbanan Seok-woo, dengan komentar seperti, “Nangis bombay tiap nonton ending-nya!”. Beberapa netizen juga mengapresiasi sinematografi dan tempo cepat yang membuat penonton terpaku. Namun, ada pula yang merasa beberapa plot, seperti penyebaran virus yang terlalu cepat, kurang realistis, meski tidak mengurangi daya tarik film.
Sisi Positif dan Negatif Dari Film Ini
Sisi positif Train to Busan terletak pada narasi emosional yang kuat dan karakter yang relatable. Akting Gong Yoo sebagai Seok-woo dan Ma Dong-seok sebagai Sang-hwa mencuri perhatian, sementara pacing cerita yang cepat menjaga ketegangan tanpa jeda. Efek visual zombie dan koreografi aksi juga terbilang impresif untuk film dengan anggaran $8,5 juta, menghasilkan pendapatan global $98 juta. Namun, ada kelemahan kecil, seperti kurangnya penjelasan tentang asal-usul wabah zombie, yang membuat beberapa penonton penasaran. Selain itu, beberapa subplot, seperti karakter antagonis Yong-suk, terasa klise meski tetap mendukung dinamika cerita. Secara keseluruhan, kekuatan film ini jauh mengungguli kekurangannya.
Kesimpulan: Review Film Train to Busan
Train to Busan adalah masterpiece yang menggabungkan horor, aksi, dan drama keluarga dengan apik, tetap relevan sembilan tahun setelah rilis. Makna mendalam tentang kemanusiaan dan pengorbanan membuatnya lebih dari sekadar film zombie. Pujian netizen dan minimnya kelemahan menegaskan statusnya sebagai salah satu film terbaik Korea Selatan. Bagi yang belum menonton, film ini wajib masuk daftar tontonan untuk merasakan ketegangan dan emosi yang tak terlupakan.