Review Film Anatomy of a Fall

review-film-anatomy-of-a-fall

Review Film Anatomy of a Fall. Anatomy of a Fall, film Prancis arahan Justine Triet yang rilis 2023, masih sering dibicarakan hingga akhir 2025 berkat kemenangan Palme d’Or di Cannes dan Oscar untuk Best Original Screenplay. Cerita yang berpusat pada persidangan pembunuhan seorang penulis Jerman setelah suaminya jatuh dari loteng rumah pegunungan mereka, berhasil mengguncang penonton dengan pertanyaan abadi: apakah ini kecelakaan, bunuh diri, atau pembunuhan? Dengan durasi 150 menit yang terasa ringkas, film ini bukan thriller biasa, tapi drama pengadilan yang cerdas, penuh ambiguitas, dan bikin penonton ikut jadi juri. REVIEW KOMIK

Plot yang Penuh Lapisan dan Ambiguitas: Review Film Anatomy of a Fall

Film dibuka langsung dengan kejadian jatuhnya Samuel dari balkon rumah izolan di pegunungan Alpen. Sandra, istrinya yang diperankan brilian oleh Sandra Hüller, langsung jadi tersangka utama. Tidak ada saksi mata kecuali anak laki-laki mereka yang buta, Daniel, dan anjing keluarga, Snoop. Sepanjang persidangan, bukti forensik saling bertolak-belakang: rekonstruksi jatuhan, rekaman pertengkaran hebat sehari sebelumnya, hingga novel Sandra yang mirip kejadian nyata. Triet sengaja tidak memberikan jawaban pasti — penonton dipaksa memilih sendiri versi mana yang benar. Twist kecil tapi mematikan muncul di tengah sidang, terutama saat rekaman audio pertengkaran diputar, membuat ruang sidang (dan bioskop) hening total.

Akting Sandra Hüller dan Peran Pendukung yang Solid: Review Film Anatomy of a Fall

Sandra Hüller benar-benar jadi nyawa film ini. Dia memerankan Sandra Voyter sebagai wanita cerdas, bilingual, sedikit arogan, tapi rapuh — ekspresi wajahnya saat diinterogasi atau saat melihat putranya bersaksi bikin penonton ikut sesak napas. Anak laki-laki, Daniel, yang diperankan Milo Machado-Graner (usia 11 tahun saat syuting) memberikan performa dewasa yang luar biasa, terutama di adegan persidangan krusialnya. Bahkan anjing Snoop, yang bernama Messi di kehidupan nyata, mencuri hati dan ikut dapat penghargaan Palme Dog di Cannes. Semua aktor pendukung, dari jaksa galak hingga pengacara santai, terasa autentik dan memperkuat nuansa pengadilan Prancis yang konfrontatif.

Sutradara dan Tema Feminisme yang Tajam

Justine Triet, yang juga menulis naskah bersama pasangannya Arthur Harari, berhasil menggabungkan genre courtroom drama dengan kritik sosial halus. Film ini menyorot bias gender di sistem hukum: Sandra dihakimi bukan hanya soal pembunuhan, tapi juga karena lebih sukses dari suaminya, bilingual, dan punya affair. Adegan persidangan yang panjang terasa hidup karena dialog tajam dan kamera yang sering statis, memaksa penonton fokus pada kata-kata. Musik minimalis, termasuk cover instrumental 50 Cent oleh P.I.M.P. yang diputar berulang, jadi elemen psikologis yang mengganggu tapi efektif. Visual pegunungan salju yang indah justru kontras dengan kegelapan cerita, menambah rasa klaustrofobia.

Kesimpulan

Anatomy of a Fall adalah salah satu film terbaik dekade ini yang berhasil membuat penonton terus berdebat berbulan-bulan setelah nonton. Bukan karena twist murahan, tapi karena keberaniannya meninggalkan segalanya abu-abu — seperti kehidupan nyata. Dengan akting level atas, naskah cerdas, dan penyutradaraan yang presisi, film ini wajib ditonton bagi yang suka drama psikologis atau sekadar ingin merasakan pengalaman sinematik yang bikin otak bekerja keras. Setelah Oscar dan penghargaan lain, Anatomy of a Fall tetap relevan sebagai cermin masyarakat yang terlalu cepat menghakimi. Kalau belum nonton, siapkan waktu dan pikiran terbuka — karena setelah kredit bergulir, pertanyaan “bersalah atau tidak” akan terus menghantui.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *