Review Film The Lion in Winter. Film The Lion in Winter (1968), yang kini tersedia dalam restorasi 4K, kembali mencuri perhatian pecinta sinema klasik setelah diputar ulang di beberapa bioskop pada Desember 2024. Disutradarai oleh Anthony Harvey dan diadaptasi dari drama panggung karya James Goldman, film ini menghadirkan drama sejarah yang penuh intrik keluarga kerajaan Inggris pada abad ke-12. Dibintangi oleh Peter O’Toole dan Katharine Hepburn, film ini memenangkan tiga Piala Oscar, termasuk Aktris Terbaik untuk Hepburn. Dengan dialog yang tajam dan akting memukau, The Lion in Winter tetap relevan sebagai karya yang menggabungkan sejarah, humor, dan konflik emosional. Artikel ini akan mengulas ringkasan film, alasan mengapa film ini wajib ditonton, serta sisi positif dan negatifnya. BERITA BOLA
Ringkasan Singkat Mengenai Film Ini
The Lion in Winter berlatar pada Natal 1183 di Kastil Chinon, Prancis, tempat Raja Henry II (Peter O’Toole) mengumpulkan keluarganya untuk menentukan penerus takhta. Ia membebaskan istrinya, Ratu Eleanor dari Aquitaine (Katharine Hepburn), yang dipenjara karena bersekongkol melawannya, untuk menghadiri pertemuan ini. Konflik muncul ketika Henry ingin putra bungsunya, John (Nigel Terry), menjadi raja, sementara Eleanor mendukung putra sulung, Richard si Hati Singa (Anthony Hopkins). Putra tengah, Geoffrey (John Castle), merasa diabaikan, sementara Raja Philip II dari Prancis (Timothy Dalton) dan adiknya Alais (Jane Merrow), yang menjadi kekasih Henry, menambah kompleksitas intrik politik. Dengan dialog yang penuh sindiran dan pengkhianatan, film ini menggambarkan perebutan kekuasaan yang sarat emosi, diwarnai oleh cinta dan kebencian dalam keluarga Plantagenet.
Kenapa Film Ini Sangat Bagus Untuk Ditonton
The Lion in Winter adalah perpaduan sempurna antara drama sejarah dan komedi gelap, menjadikannya tontonan yang menghibur sekaligus mendalam. Dialognya yang cerdas dan penuh sarkasme, ditulis oleh James Goldman, membuat setiap adegan terasa hidup, seperti menyaksikan duel verbal tingkat tinggi. Akting Peter O’Toole dan Katharine Hepburn menjadi daya tarik utama; chemistry mereka menghidupkan hubungan rumit Henry dan Eleanor, yang penuh kasih sekaligus permusuhan. Debut layar lebar Anthony Hopkins dan Timothy Dalton juga menambah nilai, menunjukkan bakat awal mereka sebagai aktor kelas dunia. Selain itu, film ini relevan untuk penonton modern karena mengeksplorasi dinamika keluarga disfungsional dan perebutan kekuasaan, tema yang abadi. Musik karya John Barry, yang memenangkan Oscar, memberikan nuansa epik yang memperkuat suasana abad pertengahan. Dengan durasi 134 menit, film ini menawarkan pengalaman sinematik yang kaya tanpa terasa membosankan, cocok untuk pecinta drama sejarah atau mereka yang menyukai narasi berlapis.
Apa Sisi Positif dan Negatif dari Film Ini
Sisi positif The Lion in Winter terletak pada naskahnya yang brilian dan akting yang luar biasa. Dialognya penuh dengan sindiran cerdas, seperti kutipan Henry, “Well, what shall we hang… the holly, or each other?” yang menggambarkan humor gelap dan ketegangan keluarga. Penampilan Hepburn, yang memenangkan Oscar ketiganya, menunjukkan kedalaman emosional sebagai ratu yang licik namun rapuh, sementara O’Toole menghidupkan Henry dengan karisma yang meledak-ledak. Debut Hopkins dan Dalton, meski masih mentah, menambah dinamika yang kuat. Produksi film, dengan lokasi syuting di Irlandia dan Prancis, menghadirkan suasana abad pertengahan yang autentik. Namun, ada beberapa kelemahan. Film ini terasa agak terikat pada asal-usulnya sebagai drama panggung, dengan banyak adegan yang berfokus pada dialog di ruang tertutup, sehingga kurang sinematik di beberapa momen. Beberapa penonton mungkin merasa endingnya kurang memuaskan karena tidak menyelesaikan konflik secara definitif, mencerminkan sifat terbuka dari drama aslinya. Selain itu, anachronisme dalam dialog, yang menggunakan bahasa modern, bisa mengganggu penonton yang mencari akurasi sejarah.
Kesimpulan: Review Film The Lion in Winter
The Lion in Winter tetap menjadi salah satu drama sejarah terbaik, dengan dialog cerdas, akting kelas atas, dan tema yang relevan hingga kini. Ditempatkan dalam setting Natal 1183, film ini menggambarkan intrik keluarga kerajaan dengan cara yang menghibur dan emosional. Meskipun terasa agak teatrikal dan memiliki ending yang terbuka, kekuatan akting O’Toole dan Hepburn serta naskah Goldman membuatnya wajib ditonton bagi pecinta sinema klasik. Pada September 2025, dengan adanya restorasi 4K, film ini kembali menawarkan pengalaman visual yang segar, mengingatkan kita akan kekuatan storytelling yang abadi. Baik untuk penggemar sejarah atau mereka yang mencari drama keluarga yang intens, The Lion in Winter adalah pilihan yang tak akan mengecewakan.