Review Film Berjudul Bertaut Rindu. Film berjudul bertaut rindu yang akan tayang pada 31 Juli 2025, menjadi sorotan berkat filmnya yang emosional tentang cinta antar remaja, luka keluarga, dan perjuangannya dalam meraih mimpi. Disutradarai Rako Prijanto dan diproduksi SinemArt, film ini dibintangi Adhisty Zara sebagai Jovanka dan Ari Irham sebagai Magnus, dua remaja SMA dengan latar belakang berbeda namun terhubung oleh luka batin. Diadaptasi dari novel karya Tian Topandi, film berdurasi 92 menit ini mengusung tema komunikasi antargenerasi dan kesehatan mental. Apa makna di balik cerita ini, apa kelebihan dan kekurangannya? Berikut ulasan lengkapnya! BERITA LAINNYA
Arti dan Makna Dari Film Ini
Bertaut rindu menceritakan Jovanka, gadis yang ceria lalu pindah ke bandung untuk pasca penceraian orang tuanya, dan Magnus, remaja yang pendiam karena tertekan oleh ekspektasi keluarganya untuk bisa mengikuti bisnis ayahnya ketimbang harus mengejar mimpinya sebagai seniman. Pertemuan mereka memicu hubungan yang menjadi “tempat aman” bagi keduanya, membantu mengatasi trauma dan menemukan keberanian untuk bersuara. Makna utama film ini adalah pentingnya komunikasi terbuka antara orang tua dan anak, serta keberanian meraih mimpi meski terhalang luka keluarga. Film ini juga menyoroti isu kesehatan mental remaja, seperti depresi dan tekanan sosial, dengan pesan bahwa setiap impian, sekecil apa pun, layak diperjuangkan dan dirayakan.
Sisi Positif Dari Film Ini
Bertaut Rindu memikat lewat chemistry kuat antara Adhisty Zara dan Ari Irham, yang berhasil menghidupkan dinamika emosional Jovanka dan Magnus. Akting Zara sebagai gadis ceria yang menyimpan luka terasa autentik, sementara Irham menampilkan Magnus dengan kedalaman emosi yang menyentuh. Sinematografi yang memanfaatkan keindahan Bandung, termasuk adegan di curug, menambah nilai estetika. Soundtrack berjudul “Seiring” karya Jasmine Nadya memperkuat suasana emosional, mencerminkan hubungan yang tak selalu selaras namun tetap berjalan. Pesan edukatif tentang pentingnya sistem dukungan psikologis dan komunikasi keluarga disampaikan dengan halus, relevan bagi remaja dan orang tua. Penggunaan bahasa Sunda dalam dialog juga memberikan sentuhan lokal yang kental, membuat cerita terasa dekat dengan penonton Indonesia.
Sisi Negatif Dari Film Ini: Review Film Berjudul Bertaut Rindu
Meski menyentuh, Bertaut Rindu memiliki beberapa kelemahan. Alur cerita di beberapa bagian terasa lambat, terutama pada paruh pertama, yang fokus pada pengembangan karakter namun kurang dinamis. Beberapa konflik, seperti alasan perceraian orang tua Jovanka, sengaja dibiarkan misterius, yang mungkin membuat penonton merasa kurang mendapat resolusi. Penggambaran kesehatan mental, meski relevan, terkadang terasa klise dengan trope “penyelamat emosional” yang diwakili Jovanka. Selain itu, beberapa karakter pendukung, seperti teman-teman sekolah, kurang mendapat porsi untuk memperkaya cerita, membuat fokus terlalu terpusat pada dua tokoh utama. Penggunaan bahasa Sunda, meski otentik, mungkin membingungkan penonton yang tidak terbiasa tanpa teks terjemahan yang memadai.
Kesimpulan: Review Film Berjudul Bertaut Rindu
Bertaut rindu adalah film drama remaja yang menyentuh hati dengan fokus di komunasi keluarga, kesehatan mental, dan perjuangan dalam meraih mimpi. Chemistry Adhisty Zara dan Ari Irham, ditambah sinematografi apik dan soundtrack emosional, menjadi kekuatan utama film ini. Namun, alur yang kadang lambat dan penyelesaian konflik yang kurang tuntas sedikit mengurangi dampaknya. Meski begitu, film ini berhasil menyampaikan pesan bahwa dukungan dan keberanian adalah kunci untuk menyembuhkan luka dan merayakan impian. Cocok ditonton bersama keluarga, Bertaut Rindu mengajak penonton untuk lebih terbuka dan saling mendengar, menjadikannya tontonan yang relevan dan bermakna di 2025.