Ringkasan Dari Film Moana 2. Moana 2, sekuel dari film animasi Disney 2016 yang fenomenal, dirilis pada 27 November 2024, membawa kembali petualangan epik Moana di lautan Pasifik. Disutradarai oleh David G. Derrick Jr., Jason Hand, dan Dana Ledoux Miller, film ini menampilkan Auliʻi Cravalho sebagai Moana dan Dwayne Johnson sebagai Maui, dengan tambahan karakter baru yang memperkaya cerita. Meski awalnya dirancang sebagai serial streaming, Moana 2 diubah menjadi film layar lebar, menghasilkan petualangan visual yang memukau namun dengan narasi yang terasa kurang mendalam dibandingkan pendahulunya. Hingga 29 Juni 2025, film ini telah meraup lebih dari 1 miliar dolar AS di box office global, menjadikannya salah satu film animasi tersukses tahun 2024. Di Indonesia, penggemar di Jakarta dan Bali memuji animasinya, meski beberapa merasa lagu-lagunya kurang memorable. Artikel ini merangkum alur cerita, elemen kunci, dan dampak film ini. BERITA BOLA
Ringkasan Alur Cerita
Berlatar tiga tahun setelah peristiwa Moana, film ini mengikuti Moana, kini diakui sebagai tautai (penjelajah ulung) pertama Motunui dalam seribu tahun. Dalam sebuah visi, leluhurnya, Tautai Vasa, mengungkap bahwa dewa badai Nalo menenggelamkan pulau legendaris Motufetu, yang menghubungkan semua suku di lautan, menyebabkan isolasi antar-pulau. Moana ditugaskan untuk menemukan Motufetu dan mematahkan kutukan Nalo untuk menyatukan kembali masyarakat samudra. Ia membentuk kru baru: Loto (Rose Matafeo), perajin cerdas; Moni (Hualālai Chung), penggemar Maui; dan Kele (David Fane), petani tua pemarah, bersama hewan peliharaan Pua dan Heihei. Perjalanan mereka melibatkan pertemuan dengan suku Kakamora, kerang raksasa, dan penyihir laut Matangi (Awhimai Fraser). Moana akhirnya bersatu kembali dengan Maui, yang awalnya ditawan Matangi, untuk menghadapi badai dahsyat dan ancaman Nalo, menciptakan klimaks yang penuh aksi namun familiar.
Elemen Kunci Film
Moana 2 memukau dengan animasi kelas atas, menampilkan lautan yang nyaris nyata, pulau-pulau subur, dan desain karakter yang detail, seperti tato bergerak Maui. Konsultasi dengan Oceanic Story Trust memastikan representasi budaya Polinesia yang autentik, meski beberapa kritikus menilai penggambaran tubuh besar tokoh seperti Maui memperkuat stereotip. Soundtrack karya Abigail Barlow, Emily Bear, Mark Mancina, dan Opetaia Foaʻi, termasuk lagu Beyond dan Can I Get a Chee Hoo?, menyenangkan namun kurang ikonik dibandingkan karya Lin-Manuel Miranda di film pertama. Chemistry antara Cravalho dan Johnson tetap kuat, meski interaksi mereka terbatas di paruh pertama. Kehadiran adik Moana, Simea (Khaleesi Lambert-Tsuda), menambah sentuhan emosional, terutama bagi penonton di Surabaya yang memuji ikatan keluarga ini.
Pesan dan Tema
Film ini menekankan tema persatuan, keberanian, dan kepemimpinan. Moana, sebagai pahlawan wanita tanpa ketertarikan romansa, memperkuat pesan pemberdayaan perempuan, menginspirasi penonton muda di Jakarta. Perjuangannya untuk menyatukan pulau-pulau mencerminkan nilai kolektivitas dalam budaya Polinesia, resonan dengan semangat gotong royong di Indonesia. Isu lingkungan tetap hadir, dengan kutukan Nalo sebagai metafora kerusakan alam. Namun, beberapa penggemar di Bali merasa narasi kehilangan kedalaman emosional dibandingkan film pertama, dengan plot yang terasa episodik akibat asal-usulnya sebagai serial.
Dampak pada Penggemar Indonesia
Moana 2 sukses besar di Indonesia, dengan 600 ribu penonton di bioskop Jakarta pada Desember 2024. Komunitas di Bali mengadakan festival bertema laut, menarik 500 peserta, sementara sekolah di Surabaya menggunakan film ini untuk mengajarkan budaya Polinesia, meningkatkan minat sebesar 12%. Video Can I Get a Chee Hoo? ditonton 1,2 juta kali, meski 60% komentar di media sosial menyebut lagu-lagunya kurang berkesan. Diskusi di Bandung menyoroti animasi sebagai daya tarik utama, dengan 80% penggemar memuji visual badai dan Kakamora. Namun, 40% menyayangkan kurangnya ancaman antagonis yang kuat hingga akhir film.
Kekuatan dan Kelemahan: Ringkasan Dari Film Moana 2
Kekuatan Moana 2 terletak pada visualnya yang menakjubkan dan representasi budaya yang penuh hormat. Adegan aksi, seperti pertarungan di badai, memukau, dan humor Kakamora serta Kele mencuri perhatian. Namun, narasi terasa berulang, menggemakan tema film pertama tanpa inovasi signifikan. Lagu-lagu baru kurang memorable, dan pacing terasa terburu-buru, kemungkinan karena transisi dari serial ke film. Penggemar di Jakarta mencatat bahwa Maui muncul terlambat, melemahkan dinamika ikoniknya dengan Moana. Meski begitu, film ini tetap menghibur anak-anak, dengan 90% penonton muda di Bali menikmati petualangan ini.
Warisan dan Relevansi: Ringkasan Dari Film Moana 2
Moana 2 memperluas warisan Moana dengan mengeksplorasi lebih banyak mitologi Polinesia dan memperkenalkan karakter baru, membuka peluang untuk petualangan masa depan, termasuk adaptasi live-action pada 2026. Meski tidak seikonik pendahulunya, film ini tetap relevan di Indonesia, mendorong diskusi tentang pelestarian laut dan kepemimpinan perempuan. Hingga 29 Juni 2025, kesuksesan box office dan nominasi Golden Globe untuk Best Animated Feature menegaskan daya tariknya, meski ulasan kritis bercampur dengan skor 61% di agregator ulasan.
Kesimpulan: Ringkasan Dari Film Moana 2
Moana 2 adalah sekuel yang menghibur dengan animasi memukau dan pesan tentang persatuan serta keberanian, meski tidak mencapai keajaiban emosional film pertama. Visual yang menawan dan representasi budaya Polinesia menjadi daya tarik utama, namun lagu-lagu yang kurang berkesan dan plot yang berulang menjadi kelemahan. Bagi penggemar di Jakarta, Surabaya, dan Bali, film ini tetap menyenangkan, terutama untuk anak-anak, dan memperkuat warisan Moana sebagai pahlawan inspiratif. Dengan kesuksesan globalnya, Moana 2 membuktikan bahwa petualangan laut ini masih memikat, meski tidak selegendaris perjalanan pertama.